Kombinasi antara faktor alam dan antropogenik memicu terjadinya banjir bandang dan longsor yang masifi di Sulawesi Utara pada Rabu (15/1). Banjir terjadi di 6 kabupaten/kota di Sulut secara bersamaan, yaitu Kota Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe. Data sementara dampak keseluruhan, 13 orang tewas, 2 orang hilang, dan sekitar 40 ribu mengungsi.
Di Kota Manado 5 tewas, 1 orang hanyut belum ditemukan (Veber Sony Lowing). Di Kota Tomohon 5 orang tewas. Di Minahasa 3 orang tewas, 1 orang hilang (Niko, 54), dan 1 orang luka berat. Kab Minahasa Utara 3 desa dengan 1.000 jiwa terisolir akibat banjir dan longsor. Di Kep Sangihe bebeapa rumah tertimbun longsor. Diperkirakan sekitar 40 ribu warga mengungsi ke tempat yang aman.
Hujan deras dipicu oleh sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif. Selain itu juga adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah di utara Australia sehingga awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut. 4 sungai besar di Kota Manado meluap dan menghanyutkan puluhan rumah dan kendaraan. Bencana kali ini lebih besar daripada sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 2000 yang menyebabkan 22 tewas, dan Februari 2013 yang meneybabkan 17 tewas.
BPBD Prov Sulut berkoordinasi dengan BPBD Kab/Kota, TNI, Polri, SAR, RAPI, Tagana, PMI, relawan dan lainnya bersama-sama membantu mengevakuasi masyarakat. Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi penanganan darurat. Logistik dan peralatan di BPBD dikerahkan seperti dapur umum, perahu karet, tenda, matras, selimut, permakanan dll. Kebutuhan mendesak: perahu karet, tenda, matras, selimut, makanan, pakaian dan kebutuhan dasar. Posko sudah didirikan di beberapa tempat. Pendataan masih dilakukan. Info lanjut: Noldy Liow (Ka BPBD Sulut, 081356947776) dan Kris (BPBD Sulut, 081340439331)
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
0 komentar:
Posting Komentar