Ekspedisi Merapi 2009
Posted on 11/13/2009 by Heru Heu
Dalam simulasi itu diperlihatkan betapa bungker memegang peranan penting dan menjadi alat perlindungan terakhir, saat pengungsi dinilai tak akan mampu bertarung kecepatan dengan awan panas Merapi. Untuk ini, kekuatan bungker menjadi hal pokok, dan kelengkapan prasarana seperti gas oksigen, obat-obatan serta alat komunikasi memegang peran vital.
Hal lain yang tak kalah penting adalah kesiapan petugas evakuator. Dalam skema evakuasi bencana Merapi, Kepala Dusun (Kadus) memegang peran sentral karena dialah yang mengendalikan proses evakuasi. Kadus dianggap tetua yang paling hafal dengan kondisi daerah, identitas, jumlah serta kondisi penduduknya.
Ujung tombak lain adalah relawan. Di Merapi ada Tim Siaga Pasag Merapi, yang telah dibekali dengan teknik-teknik evakuasi sehingga kesiap-siagaannya akan meningkat saat bencana letusan terjadi. Kemudian polisi, petugas pertahanan sipil, pejabat pemerintah daerah, TNI, tim medis dan relawan siaga bencana menjadi ujung tombak lain dalam proses evakuasi Merapi.
Secara umum, evakuasi diawali dengan analisis kebahayaan letusan dari instansi terkait yang berujung pada keluarnya perintah evakuasi penduduk dari pemerintah daerah. Di lapangan, evakuasi diawali dengan dikumpulkannya penduduk di satu titik yang telah disepakati, sebelum semuanya diangkut ke barak-barak pengungsian yang lebih aman. Sementara bungker awan panas disiagakan untuk menampung penduduk yang tertinggal dan tak mungkin dievakuasi saat itu karena membahayakan.
Ya, begitulah manusia menyiasati alam. Terkadang mereka harus menyingkir karena alam memang tak mungkin dilawan. Tapi ada satu hal yang pasti, di balik bencana, alam selalu memberikan berkah tersembunyi. Dan Merapi sudah membuktikan hal itu…
0 komentar:
Posting Komentar