MAGELANG, suaramerdeka.com -Sebanyak 275 siswa SD di lereng Gunung Merapi mengikuti simulasi kesiapsiagaan sekolah menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan para siswa tersebut mengingat mereka tinggal di perkampungan teratas lereng Merapi.
Para siswa tersebut berasal dari SD Negeri Ngargomulyo, SD Kanisius Prontakan dan MI Guppi Ngargomulyo. Selain dilatih beragam teori tentang kegunungapian dan tata cara penyelamatan, mereka juga diharuskan mengikuti simulasi penyelamatan diri dari ancamana wan panas Merapi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Joko Sudibyo mengatakan erupsi Merapi bersifat rutin sehingga masyarakat harus disiapkan menghadapi ancaman dari Gunung Merapi.
"Pelatihan dan simulasi ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi bencana. Hal ini perlu terus dilakukan agar saat terjadi bencana, masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan. Dengan demikian resiko bencana bisa diminimalisir," kata Joko.
Simulasi kesiapsiagaan sekolah menghadapi bencana ini difasilitasi oleh LSM Save the Children bekerjasama dengan Santri Siaga Bencana (SSB), PMI, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Ngargomulyo, Pasag Merapi, SAR dan BPBD Kabupaten Magelang.
Menurut Koordinator Simulai dari LSM Save the Children Igansius Kendal pihaknya mulai memberikan pelatihan kepada masyarakat sejak sejak akhir 2011 lalu. Pelatihan yang diberikan meliputi pengetahuan kegunungapian, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pemetaan dan membuat rambu-rambu serta jalur evakuasi
Kegiatan ini, kata dia, bertujuan untuk meminimalisir resiko bencana erupsi Merapi. Setelah simulasi ini, akan dilanjutkan dengan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) di tiga sekolah tersebut. "Harapan kami, tiga SD
ini memiliki standar bagaimana menangani bencana utamanya penyelamatan anak didiknya dari erupsi Merapi,” kata dia.
ini memiliki standar bagaimana menangani bencana utamanya penyelamatan anak didiknya dari erupsi Merapi,” kata dia.
Kepala SD Negeri Ngargomulyo Muh Khabib mengatakan kegiatan tersebut sangat penting untuk memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada siswanya dalam menghadapi ancaman bencana alam. Hal ini karena lokasi sekolah dan tempat tinggal mereka berada di dalam kawasan rawan bencana erupsi Merapi.
0 komentar:
Posting Komentar