I. HASIL PENGAMATAN
Pada minggu ini tanggal 15 - 21 November 2013, keadaan cuaca cerah di sekitar G. Merapi umumnya pada pagi, sore dan malam hari. Siang hari cuaca cerah hanya terjadi sesaat. Sejak tanggal 19 November 2013 cuaca sering berkabut, cuaca cerah hanya sebentar pada pagi dan malam. Tanggal 19 dan 20 November 2013 cuaca berkabut sepanjang hari. Asap solfatara berwarna putih sedang hingga tebal, tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 200 m condong ke Barat terukur dari Pos Babadan pukul 05:45 tanggal 16 November 2013.
Gambar 1. Morfologi kawah G. Merapi setelah letusan tanggal 18 November 2013
Pada tanggal 18 November 2013 pada pukul 04.58 telah terjadi letusan freatik di G.Merapi. Kolom letusan berwarna coklat kehitaman membubung setinggi 2.000 m teramati dari Yogyakarta dan Deles. Semua pos pengamatan G. Merapi tidak dapat mengamati karena berkabut. Suara gemuruh terdengar dari Pos Babadan (Kabupaten Magelang), Pos Selo, Pos Jrakah. Suara gemuruh juga terdengar di Desa Tlogolele (Kabupaten Boyolali) dalam jarak 7 km dari puncak G. Merapi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu vulkanik ke sektor timur meliputi Desa Cepogo, Musuk, Cluntang, Pujon, Solo dan Sragen. Berdasarkan pada pemodelan sebaran abu, jarak maksimal debu vulkanik mencapai 62 km dari puncak Merapi (Gambar 2). Endapan abu di Bandara Adi Sumarmo, Solo tercatat setebal 0.3 mm.
Gambar 2. Hasil pemodelan sebaran abu dengan software ASH3D menunjukkan sebaran abu ke arah Timur mencapai jarak maksimum 62 km dari puncak G. Merapi.
Kegempaan G. Merapi tercatat gempa guguran sebanyak 53 kali, MP 5 kali, tektonik 8 kali, VB 4 kali. Pada minggu sebelumnya tercatat gempa guguran 83 kali, MP 7 kali dan gempa tektonik 7 kali. Guguran yang terjadi memiliki amplldo maksimal 80 mm dan durasi 70 detik, VB memiliki amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 30 detik.
Gambar 3. Statistik kegempaan G. Merapi Bulan Januari – November 2013.
Adapun kronologi terjadinya letusan freatik tanggal 18 November 2013 sebagai berikut :
1.Tanggal 18 November 2013, Pukul 04:41 WIB terekam gempa Tektonik.
2.Tanggal 18 November 2013, Pukul 04:58 - 05:08 WIB terjadi letusan freatik durasi 10 menit dan amplitudo maksimum 120 mm. Suara gemuruh terdengar dari Pos Babadan (Kabupaten Magelang), Pos Selo, Pos Jrakah, dan Desa Tlogolele (Kabupaten Boyolali)
dalam jarak 7 km dari puncak G. Merapi.
3.Tanggal 18 November 2013, Pukul 04:58 WIB, kolom asap berwarna coklat kehitaman membubung setinggi 2.000 m teramati stasiun CCTV Deles.
4.Tanggal 18 November 2013, Pukul 05:47 WIB terekam gempa Vulkanik dangkal (VB) sebanyak 1 kali.
Deformasi
Pemantauan deformasi menggunakan EDM di G. Merapi dilakukan dari pos-pos pengamatan (Pos Selo, Pos Jrakah, Pos Kaliurang dan Pos Babadan) masing-masing terhadap reflektor RS1, RJ1, RK2, RB1. Hasil pengukuran jarak reflektor bervariasi di bawah 1 cm (di bawah ralat pengukuran). Hasil ini menunjukan bahwa terjadi deformasi di tubuh G. Merapi, namun tidak signifikan.
Gambar 6. Hasil pengukuran EDM Pos Kaliurang, Babadan, dan Selo Bulan Januari – November 2013
Data pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter di Stasiun Plawangan pada minggu ini belum menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang signifikan. Sumbu-X (arah barat-timur) memiliki kemiringan 0 mikroradian (tetap) dan sumbu-Y (arah utara-selatan) memiliki kemiringan 0,4 mikroradian, sedangkan suhu alat rata-rata 19,53 ° C. Data deformasi belum menunjukkan adanya inflasi ataupun deflasi.
Gambar 7. Hasil pengukuran tiltmeter stasiun plawangan November 2013, sumbu-X (arah Barat-Timur) dan sumbu-Y (arah Utara-Selatan).
Hujan dan Lahar
Hujan di sekitar G. Merapi terjadi dalam minggu ini tercatat di semua pos pengamatan dengan intensitas curah hujan tertinggi 21 mm/jam selama 95 menit tercatat di pos Jrakah pada tanggal 15 November 2013.
Gambar 8. Curah hujan di setiap pos pengamatan pada bulan Januari – November 2013
II. KESIMPULAN DAN SARAN
- Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas G. Merapi dinyatakan dalam status “Normal”.
- Kegiatan pendakian G. Merapi disarankan hanya sampai di Pasarbubar (± 2500 m dpl) saja, untuk menghindari kejadian hembusan gas, abu vulkanik, dan letusan freatik yang bisa terjadi setiap saat.
- Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.
sumber; http://merapi.bgl.esdm.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar