Status Awas Merapi dikeluarkan pada hari Senin, 25 Oktober 2010 jam 06:00 WIB oleh Dr. Surono Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dimana dari hasil pengamatan secara intensif disimpulkan:
Kesimpulan:
- Terjadi peningkatan secara signifikan jumlah dan energi gempabumi vulkanik sejak 22 Oktober 2010.
- Pada reflektor yang berada di dekat puncak G. Merapi, terjadi peningkatan laju inflasi hampir empat kali lipat, hingga 21 Oktober 2010 laju inflasi 10.5 menjadi 42 cm/hari diukur pada 24 Oktober 2010.
- Terjadi peningkatan jumlah guguran kubah lava, sebelum 21 Oktober 2010, tercatat kurang dari 100 kejadian guguran kubah lava, sejak 23 hingga 24 Oktober 2010, terekam masing-masing 183 dan 194 kejadian guguran kubah lava.
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan, deformasi, dan visual, menunjukan adanya peningkatan kegiatan/aktivitas secara signifikan. Maka, terhitung sejak 25 Oktober 2010, pukul 06:00 WIB, status kegiatan Gunung Merapi dinaikkan dari Siaga ke Awas.
Rekomendasi
- Sehubungan dengan status Awas Gunung Merapi, direkomendasikan sebagai berikut:
Agar segera mengungsikan penduduk di daerah rawan bencana, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai, yang berhulu di G. Merapi; sektor Selatan-Tenggara dan Sektor Barat Barat Daya dalam jarak 10 kilometer dari puncak Merapi, meliputi, K. Boyong, K Kuning, K. Gendol dan K. Woro, K Bebeng, K. Krasak dan K. Bedog.
- Wilayah Kabupaten Sleman; agar segera mengungsikan penduduk yang bermukim di Desa Purwobinangun (Dusun Turgo, Dusun Kemiri dan Dusun Ngepring), Desa Wonokerto (Dusun Tunggularum), Desa Girikerto (Dusun Ngandong, Dusun Tritis, dan Dusun Nganggring). Desa Hargobinangun (Dusun Kaliurang Barat, Dusun Boyong, Dusun Kaliurang Timur, dan Dusun Ngipiksari), Desa Umbulharjo (Dusun Kinahrejo, Dusun Pangukrejo, dan Dusun Gondang), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem, Dusun Petung, Dusun Jambu, dan Dusun Kopeng), Desa Glagaharjo (Dusun Kali Tengah Lor, Dusun Kali Tengah Kidul, Dusun Srunen, dan Dusun Singlar).
- Wilayah Kabupaten Magelang, agar segera mengungsikan penduduk yang bermukim di Desa Kemiren (Dusun Jamburejo dan Dusun Kemiren), Desa Kaliurang (Dusun Sumberejo, Dusun Kaliurang Utara, Dusun Kaliurang Selatan, dan Dusun Dusun Cepagan).
- Agar menghentikan semua aktivitas masyarakat di sekitar alur sungai meliputi , K. Bebeng, K. Krasak, dan K. Bedog, K. Boyong, K Kuning, K. Gendol dan K. Woro.
- Masyarakat di sekitar G Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G Merapi.
- Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
Kegiatan Dukungan Kesiapsiagaan Merapi 2010:
Tanggal
|
Kegiatan Operasi
|
Wilayah
|
Kontak Person
|
26 Oktober | Koordinasi dengan tokoh PASAG di 4 kawasan | Kemiren, Srumbung, Magelang | Purwo Widodo |
26 Oktober | Persiapan dan Belanja | Kemiren | Purwo Widodo |
27 Oktober | Distribusi |
Sleman:
Magelang:
Klaten: (14 Dusun)
|
Indra
Siyono
Ratno
Dukuh Tanen
Tri Ngatimin & Mbak Muryanti
Koko – Remon
Pak Giyanto
Purwo Widodo
Suwaji
Ponilan
|
Kegiatan-Kegiatan prioritas:
- Mendistribusikan gula, teh dan kopi untuk titik pos yang strategis yang berada di masyarakat yang tinggal di KRB 3.
- Monitoring situasi di tiap-tiap pos pengamatan di KRB 3.
- Menjaring dan mengumpulkan infomasi dan situasi harian di lingkungan KRB 3
- Merangkum laporan dari komunitas yang melakukan kegiatan di pos-pos lingkungan pengamatan diolah menjadi SitRep (Situation Report), yang dijadikan sebagai informasi terkini dari Situasi Awas Merapi.
- Koordinator kegiatan pemantauan dan penerimaan laporan à Indra.
LAPORAN SITUASI G. MERAPI
26 Oktober 2010
LATAR BELAKANG
Status Awas Merapi dikeluarkan pada hari Senin, 25 Oktober 2010 jam 06:00 WIB oleh Dr. Surono Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dimana dari hasil pengamatan secara intensif disimpulkan:
Kesimpulan:
- Terjadi peningkatan secara signifikan jumlah dan energi gempabumi vulkanik sejak 22 Oktober 2010.
- Pada reflektor yang berada di dekat puncak G. Merapi, terjadi peningkatan laju inflasi hampir empat kali lipat, hingga 21 Oktober 2010 laju inflasi 10.5 menjadi 42 cm/hari diukur pada 24 Oktober 2010.
- Terjadi peningkatan jumlah guguran kubah lava, sebelum 21 Oktober 2010, tercatat kurang dari 100 kejadian guguran kubah lava, sejak 23 hingga 24 Oktober 2010, terekam masing-masing 183 dan 194 kejadian guguran kubah lava.
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan, deformasi, dan visual, menunjukan adanya peningkatan kegiatan/aktivitas secara signifikan. Maka, terhitung sejak 25 Oktober 2010, pukul 06:00 WIB, status kegiatan Gunung Merapi dinaikkan dari Siaga ke Awas.
Rekomendasi
- Sehubungan dengan status Awas Gunung Merapi, direkomendasikan sebagai berikut:
Agar segera mengungsikan penduduk di daerah rawan bencana, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai, yang berhulu di G. Merapi; sektor Selatan-Tenggara dan Sektor Barat Barat Daya dalam jarak 10 kilometer dari puncak Merapi, meliputi, K. Boyong, K Kuning, K. Gendol dan K. Woro, K Bebeng, K. Krasak dan K. Bedog.
- Wilayah Kabupaten Sleman; agar segera mengungsikan penduduk yang bermukim di Desa Purwobinangun (Dusun Turgo, Dusun Kemiri dan Dusun Ngepring), Desa Wonokerto (Dusun Tunggularum), Desa Girikerto (Dusun Ngandong, Dusun Tritis, dan Dusun Nganggring). Desa Hargobinangun (Dusun Kaliurang Barat, Dusun Boyong, Dusun Kaliurang Timur, dan Dusun Ngipiksari), Desa Umbulharjo (Dusun Kinahrejo, Dusun Pangukrejo, dan Dusun Gondang), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem, Dusun Petung, Dusun Jambu, dan Dusun Kopeng), Desa Glagaharjo (Dusun Kali Tengah Lor, Dusun Kali Tengah Kidul, Dusun Srunen, dan Dusun Singlar).
- Wilayah Kabupaten Klaten; agar segera mengungsikan penduduk yang bermukim di Desa Balerante (Sumua Dusun), Desa Sidorejo (Semua Dusun), dan Desa Tegal Mulyo (Semua Dusun).
- Wilayah Kabupaten Magelang, agar segera mengungsikan penduduk yang bermukim di Desa Kemiren (Dusun Jamburejo dan Dusun Kemiren), Desa Kaliurang (Dusun Sumberejo, Dusun Kaliurang Utara, Dusun Kaliurang Selatan, dan Dusun Dusun Cepagan).
- Agar menghentikan semua aktivitas masyarakat di sekitar alur sungai meliputi , K. Bebeng, K. Krasak, dan K. Bedog, K. Boyong, K Kuning, K. Gendol dan K. Woro.
- Masyarakat di sekitar G Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G Merapi.
- Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
Pada Saat Darurat
Kebutuhan masker masih cukup, banyak dijalan – jalan para donatur memberikan masker, untuk PSMB telah memberikan 3000 masker yang pada waktu itu di drop di posko utama Pakem, hal ini koordinasi dengan kesbanglinmas sleman untuk dibagikan wilayah sleman (Purwobinangun, Umbulharjo, Hargobinangun, Kepuharjo, Glagaharjo). Kendaraan armada sudah disiapkan di titik masing – masing kabupaten baik sleman, magelang, klaten, boyolali,..untuk kabupaten klaten khususnya dalam kesiapan armada ini diiniasi oleh warga sidorejo sendiri, mengingat pemerintahan kabupaten klaten tidak menyiapkan armada sendiri
Polsek Turi, sejak “SIAGA”tidak dan belum pernah “naik” atau jenguk masyarakat yang berada di dusun ngandong, warga menginginkan paling tidak ada perhatian keamanan dari pihak polsek
Merapi mengeluarkan awan panas yang pertama pukul 07.00 dan yang kedua pkl 09.00 yang mengarah ke sungai gendol
Tanggap darurat kurang dan Pipa air dari aliran sungai krasak terputus sejak kejadian
Untuk tahun ini jangkauan daerah para pengungsi lebih banyak dan radius jarak 10 km harus dikosongkan, mengingat letusan merapi yang berubah karakternya menjadi exsplosive.
Ada beberapa barak pengungsian yang kurang layak di pakai tempat pengungsian yaitu sekolah dasar yang berlokasi di purwobinangun, barak ini di tempati dari beberapa warga antara lain, dusun turgo, ngepring, miri, kratuan, ngelosasri, dan candi, yang dulunya tidak ikut mengungsi sekarang mengungsi.. didalam barak ada kejadian yang kurang mendidik, banyak dalam urusan makan terjadi ketidakadilan dalam membagikan kebutuhan makan.
Disamping itu logistik sangat lambat khususnya untuk kebutuhan balita dan anak – anak juga kebutuhan ibu menyusui. Untuk warga dusun jamburejo, tempat pengungsian di desa jeruk agung, dan pendistribusian semua dikoordinir kawan- kawan tagana. Dan untuk warga dusun kemiren dan dusun kamongan cilik mengungsi di balai desa Sudimoro, Srumbung, dan semua distribusi bantuan logistik di koordinir kawan – kawan PASAG Merapi
Untuk warga wukirsari sudah beraktifitas seperti biasanya tetapi 2 barak di Wukirsari masih di tempati masyarakat Umbulharjo.
Bantuan logistik, melimpah ruah bertumpuk di balai desa wukirsari, Terlalu banyak bantuan dari relawan yang kebanyakan membantu logistik tanpa tanya – tanya dulu “sebenarnya apa sich yang dibutuhkan pengungsi” memang dalam kondisi seperti banyak bantuan yang justru tidak tepat sasaran, dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Masyarakat desa sidorejo, kemalang masyrakat secara swadaya mengumpulkan beras dan diolah untuk kebutuhan makan terkait untuk kebutuhan air, masih bisa tercukupi karena abu tidak terlalu banyak juga bak penampungan air ditutup untuk dukungan warga jaga rondha dibantu pihak LSM
Di Wilayah Kabupaten Magelang, desa Kaliurang Utara, sumber rejo, sebagian besar mengungsi di dua tempat yaitu di barak desa jumoyo dan di barak tanjung, muntilan. Jumlah Warga kaliurang, srumbung dan sumberejo seluruhnya 2600 jiwa. Makanan khusus balita masih disamakan dengan makanan orang dewasa apalagi yang masih menyusui dan, Jika yang masih makan SUN dan sejenisnya harus beli sendiri
Aktivitas masyarakat dusun Turgo kembali ke rumah pkl 04.00 pagi, warga kembali ke atas untuk mencari rumput itupun kondisi rumputnya terkena abu jadi tidak layak kalau dijadikan pakan ternak,ada warga yang sistemnya membeli rumput (nebas kebon) kalau beli satu ikat seharga 25.00.maka dari itu ada sebagian naik sepeda motor dan sebagian ada yang jalan kaki, karena dari desa tidak disiapkan armada.
Jumlah pengungsi di desa purwobinangun tertanggal 26 berjumlah 2033 jiwa itu, warga dari dusun turgo, ngepring, kemiri, kratuan, ngelosari, dan candi, hal ini berbeda dengan pengalaman tahun 2006 kemarin, bahwa sekarang lebih banyak warga yang dulu tidak mengungsi sekarang ikut mengungsi.
Kondisi barak purwobinangun kurang layak dijadikan barak, dikarenakan biasanya dijadikan sekolahan yaitu SDN Tawangrejo.jika turun hujan kondisi barak sungguh kotor ( Becek), juga tempat kamar mandi pun tidak ada penerangan yang mencukupi, selain itu juga semua pengungsi tidak dipisah sesuai dengan jenis kelamin (Pria/Wanita), masih banyak tenda – tenda yang kurang dipergunakan, malah justru tenda dipergunakan untuk parkir kendaraan bermotor, untuk pasokan air bersih sangatlah kurang, mengingat hanya satu water toren(tandon air) yang digunakan oleh 2033 pengungsi. Kebutuhan pelayanan kesehatan sampai sejauh ini masih cukup, menhingat kawan – kawan relawan dari Kedokteran Universitas Muhamaddiyah Yogyakarta dan di bantu kawan – kawan dari MDMC.
Dalam pembagian bantuan logistik, dikelola oleh ketua RT masing – masing dusun, untuk makan disediakan berupa lauk – pauk telur, kacang panjang, ikan dalam bentuk nasi bungkus. Untuk kebutuhan balita dibagikan susu dan alas tidur (kasur Spon).tersedia juga relawan untuk pemulihan trauma dari kawan – kawan mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan dan UII. Kesulitan untuk koordinasi dikarenakan tidak ada seorang koordinator di setiap sektornya.
Dan untuk warga turgo yang tinggal di relokasi sudimoro, lewat pak dukuh, justru meminta bantuan berupa tikar dan tenda, padahal jika dilihat dari segi wilayah, untuk relokasi sudimoro yang tepatnya di desa purwobinangun termasuk wilayah yang aman. Di Barak wilayah desa wonokerto, giriketo, purwobinangun, kepuharjo, glagaharjo, hargobinangun, sudah mulai ada aktivitas trauma healing(pemulihan trauma) pada anak- anak usia sekolah dasar dan remaja, para relawan trauma healing, terdiri dari psikososial MDMC, UII, mahasiswa psikologi UAD,semua dapat berperan aktif.
LAPORAN SITUASI G. MERAPI
03 November 2010
Kondisi Saat ini
Penglihatan secara visual merapi pada pukul 05.37 dini hari merapi telah mengeluarkan awan panas ke masuk ke arah sungai Apu, Sungai Tlising, dan Sungai Senowo, pengamatan ini dapat dilihat di seputaran Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali
Pukul 09.00 merapi kembali meletus pada tanggal 03 November 2010. dampak letusan ini sampai ke wilayah dusun tlogolele, terjadi hujan abu.sehingga berdampak pada bak air warga, dikarenakan kebanyakan bak nya terbuka, adapun informasi dari BPPTK Yogyakarta letusan tadi pagi, merapi melontarkan awan panas letusan sampai 4,5 km ke atas, dan arah angin berhembus ke barat, tidak menutup kemungkinan wilayah kab. Magelang terlanda hujan Pasir dan Abu.
Informasi yang masuk dari BPPTK melalui saudara agus, pkl 14.30 mohon ditingkatkan kewaspadaan kemungkinan Awan Panas / hanya hembusan ke atas namun energi seismik terus meningkat, pkl 16.15 hari rabu, tanggal 03 November Gunung Merapi kembali meletus, untuk Kecamatan Dukun, Magelang, terkena hujan pasir abu,dengan waktu yang sama juga terjadi hujan abu disertai air di wilayah muntilan dan sekitarnya, warga ngandong khususnya pemuda yang masih diatas, sebelum merapi meletus sudah dikonfirmasikan di tarik turun ke Dusun Nganggring,Desa Girikerto, Turi.
Selanjutnya pukul 16.49 di hari yang sama, terjadi hujan abu radius 10 km dari puncak hingga gelap, masyarakat banyak yang panik sementara Dusun Deles, Petung, Karang Kecamatan Kemalang sekitar nya dikosongkan
Menyusul dengan hari yang sama telah terjadi lahar dingin yang masuk ke sungai bebeng, selain itu juga banjir juga melanda sungai boyong, sungai kuning, dan sungai krasak. Sampai pukul 01.01 dini hari tanggal 04 November 2010 terjadi hujan abu disertai pasir diwilayah srumbung dan dukun .sama halnya untuk desa kaliurang utara, Srumbung, Magelang, sudah kosong, dikarenakan ancaman banjir lahar di sungai bebeng, mengingat sungai bebeng sudah penuh material, endapan material menumpuk juga di Sungai Boyong, sampai radius 10km, ke arah Selatan tepatnya sampai dusun kemiri, Desa Purwobinangun, Pakem,Sleman
Gunung Merapi kembali meletus pukul 06.00 daerah Desa Tlogo lele juga terlanda hujan pasir sejak pagi tadi (letusan pukul 06.00)dan suara gemuruh tidak berhenti dari hari kemarin pukul 18.00 wib.begitu pun juga dengan wilayah magelang, abu rata – rata setebal 2 cm, diakibatkan letusan dari merapi pagi tadi (pukul 06.00) ketersediaan masker sementara masih cukup.
Warga keningar dukun, sampai sejauh ini masih mengungsi di barak pengungsian Balai Desa Banyudono, Dukun, Magelang sampai pukul 10.21 hujan abu dan pasir yang melanda Kec. Dukun, Magelang belum reda.
Juga terjadi banjir lahar dingir di sungai putih pukul 12.00 banjir lahar ini sampai ke dusun Gempol Desa Jumoyo, Salam Sampai pukul 12.01 pengungsian keputran, kemalang banyak pengungsi yang belum dapat tempat karena saking banyaknya. Dari 27 RT di desa Sidorejo, sekitar karang lebih 10 RT dari Desa Kendalsari dan Desa Tegalmulyo semua di pengungsian Dompol. Pukul 12.22 seputaran Deles diguyur hujan, jika terjadi hujan dengan intensitas lama bisa terjadi banjir lahar dingin masuk ke sungai Woro.
Tepatnya pukul 12.44, saat ini pengungsi dari Desa Ngablak siap – siap turun dari TPS Kec, Srumbung menuju ke titik aman di mungkinkan ke barak pengungsian Jumoyo, mengingat masih dekat hanya sekitar 14 km dari puncak merapi, dan sebagian sudah sampai barak pengungsian Jumoyo dari dusun Kedawung.
Petugas penerima bantuan kurang selektif dalam menerima bantuan, telah ditemukan oleh warga kemasan mie instan yang sudah kadaluwarsa, untuk gudang logistik di barak Desa Purwobinangun tidak tertata rapi, sehingga barang bantuan tampak semrawut.
Di kecamatan Kemalang ternak terlantar karena tidak ada kesediaan pakan yang layak, semua terkena abu dan warga sebagian besar tidak berani pulang/aktivitas sampai radius 6 km.
Sampai saat ini masih hujan di kawasan merapi, khususnya di kaliurang ada hal yang sangat mengerikan membayangi kaliurang banjir lahar hari ini (04 November 2010)tidak hanya lewat sungai tetapi melewati jalan raya belakang kampung 1km di belakang kampung hal ini menambah takut warga desa kaliurangterutama kampung kaliurang utara, hal ini karena pembangunan sabo dam yang terlalu tinggi, banjir lahar terjadi dari pukul 10.00 sampai sekarang belum surut.
Kabupaten Magelang, sejauh ini pihaknya termasuk, Camat Dukun, Bupati Magelang sendiri, belum menengok/menjenguk para pengungsi di banyudono, untuk warga masyarakat yang jaga kampung ( rondha ) membutuhkan logistik berupa makan siap saji dan kebutuhan logistik lainnya (Teh, Gula, dan Kopi ) hal ini dikarenakan para pemuda yang jaga kampung, bekerja siang, malam, dan tidak ada komunikasi dengan tempat barak pengungsian ( Misalnya warga Kaliurang Utara, Srumbung) semua warga di ungsikan ke barak pengungsian tanjung, muntilan sehingga tidak memungkinkan koordinasi karena jarak yang terlalu jauh.)
Suasana sampai pukul 18.01 sangat mencekam, suara gemuruh (gemluduk) dari Gunung Merapi terdengar sampai radius 20 km. Sampai Wukir sari masih terdengar keras, hal ini juga terdengar dari lokasi pengungsian barak Desa Wonokerto, lokasi pengungsian Desa Purwobinangun. Sejak kamis, jam 03.00 para warga yang berada di barak kepuharjo, ditarik kebawah lokasi Balai Benih Ikan (BBI) Desa Ngemplak, dan sebagian warga lainnya di lokasi Jambubangkong, Desa Wukirsari, total para pengungsi di wilayah Cangkringan untuk saat ini 8.000 an lebih
Informasi dari BPPTK pukul 20.00 hari kamis, 04/11/2010. untuk Rate energinya tinggi hingga empat kali lebih besar dari tanggal 26 oktober, sd jam ini apalagi baru saja terjadi gempa vulkanik dalam, mohon jarak 15 km bagi teman – teman dipatuhi, lebih amannya mungkin pada radius lebir dari 15km. Mohon tidak dekat dengan sungai min. 300m.
Sampai pukul 22.39 dari pengungsian kemalang tidak bisa memantau merapi hanya terdengar gemuruh dan terasa getaran sampai radius jarak 15 km, warga tidak berani jaga malam di kampung, hal ini sama dirasakan oleh kawan magelang, sleman, boyolali, dengan jarak radius 15km. bahkan di desa banyudono tempat barak pengungsian di kec. Dukun, terasa juga getaran gempa besar sekali, sehingga warga mulai panik.
Temuan Masalah
- Masih banyak warga yang masih di tps, untuk itu langsung ditarik ke bawah di daerah yang aman
- Penerima (petugas posko) bantuan kurang selektif dalam menerima bantuan , ditemukan paket mie instan yang tidak layak ( kadaluwarsa)
- Gudang logistik terlalu kecil, sehingga barang bantuan banyak yang menumpuk dan semrawut
- Untuk barak pengungsi tentunya dibangun barak khusus (permanen) bukan sekolah dasar
- Lokasi barak pengungsian juga diperhatikan masalah air bersih dan jamban
- Banyak posko yang justrtu kosong tidak ada orangnya, tetapi banyak bendera partai
- Bantuan tidak tepat pada sasaran
- Pemerintah khususnya kabupaten Magelang kurang memberi perhatian pada pengungsi
- Jumlah pengungsi di dua titik (Umbulharjo, Kepuharjo) ditarik kebawah ke desa Ngemplak dan Wukirsari, Cangkringan, Sleman
Daftar lokasi titik pengungsian sebelum letusan Merapi (04/11/10), pukul 00.10
Kabupaten
|
Dusun
|
Desa/Kecamatan
|
Lokasi
|
Jumlah pengungsi
|
Magelang
|
|
Srumbung
|
|
762
|
|
Kaliurang, Srumbung
|
|
1200
| |
Sleman
|
|
Wonokerto, Turi
|
| |
|
Giri kerto, Turi
|
| ||
|
Purwobinangun, Pakem
|
|
|
LAPORAN SITUASI G. MERAPI
05 November 2010
Merapi kembali meletus dahsyat, pkl 00.01 dini hari, awan panas keluar sampai Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan.sehingga Dusun Srodokan, Bakalan, dan Dusun gungan hilang. Di kabupaten Sleman warga yang dulunya mengungsi di wonokerto, Girikerto bergeser pindah ke Denggung dan Mberan diwilayah lain, Barak Purwobinangun bergeser ke Kampus UPN di kawasan ring road utara, warga yang memngungsi di Kampus UPN sekitar 1500 warga, yang sebagian besar dari Turgo Purwobinangun, Relokasi Sudimoro, dan sebagian lainnya dari Pakembinangun dan Hargobinangun. Sejak letusan beasr inilah radius bahaya diperluas hingga 20 km dari puncak merapi
Pengungsi yang sebagian besar dari ccangkringan bertempat di Stadion Maguwoharjo, Sleman.dan wilayah lainnya di wilayah Kalasan untuk pengungsi yang masih bertahan di keputran kemalang terlantar, setelah mendapat intruksi pindah, tidak ada dapur umum, logistik dan pelayanan pengungsi. Penghungsi berebut sisa makanan yang masih tersisa di dapur.i warga di tiga kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, semua mengungsi di daerah Mungkid, Blabak, dan SMP 1 Ngluwar, Magelang.khusus pengungsi krinjing yang tadinya di sewukan, diungsikan di sawitan magelang.pada pukul 14.22 (05/11)selain itu para pengungsi yang dulunya dari Banyudono, Dukun, Magelangpindah di Pal bapang jjalan ke borobudur.
Akibat letusan pukul 00.10 wid dini hari hari mengakibatkan semua tanaman rusak, kebun salak maupun klapa dan kayu – kayuan juga rusak terkena hujan pasir dengan intensitas sedang yang berada di empat kecamatan Sawangan, Srumbung, Dukun, Mungkid bahkan hampir satu kabupaten di magelang rusak awan panas kembali menerjang Desa Tegal Mulyo.
Sapi di dusun Bangan dievakuasi. Pengungsi dari posko Dompolturun ke GOR Klaten, masih di wilayah sekitar kemalang, dusun mbangan, petung, deles, ngemplak hujan pasir dan abu 200m dari dusun mbangan desa Sidorejo paling Atas terkena awan panas, sedikit pohon tumbang. Hari jumat(05/11/2010) pada pagi hari asap membumbung tinggi arah luncurannya ke Sungai Apu, Sungai Tlising, Cangkring.
Di Girikerto, Turi kesediaan armada evakuasi minim, para Pamong , petugas, medis aparat melarikan diri. Dan lebih dari dua hari warga mengungsi di GOR Pangguan tak satupun pamong desa, muspika, pemda menengok warga di pengungsi
Untuk pengamanan aset (ternak) bagi wilayah dusun turgo, dipindah ketempat rekolasi sudimoro, yang berada berjarak 8 km, dari turgo.dan tekhnis nya 2 RT dulu, setelah itu dua RT berikutnya, hal ini untuk menjaga kewaspadaan jika merapi meletus setiap saat
Rekomendasi
- seharusnya dalam kondisi darurat perhatian mutlak sepenuhnya memperhatikan para pengungsi
- perlu disiapkan barak permanen yang lebih tertata dan layak,mengingat letusan merapi tahun 2010 ini ccukup besar. Dan ini bisa jadi persiapan dan tata ulang aturan untuk masa yang akan datang
- setiap barak pengungsian wajib di bangun kandang ternak untuk menjaga ternaknya
- dibuat peta KRB yang Baru dan diperjelas bahkan diperluas mengenai daerah KRB
LAPORAN SITUASI G. MERAPI
10 November 2010
Merapi sejak tadi pagi pkl 05.00 kembali meletus(10/11/2010), untuk letusan ini lebih dominan ke barat dan tampak membumbung tinggi kurang lebih 2 km ke atas, untuk suara gemuruh dalam hari terakhir ini, sudah tidak terdengar sampai radius 22 km, tetapi masih terdengar jika dari jarak radius 15 km, kemarin warga turgo berkisar lima orang mengevakuasi ternaknya ke relokasi sudimoro, purwobinangun, pakem sleman, sehingga untuk hari ini (10/11/2010) sudah selesai, jumlah ternak yang di evakuasi
JUMLAH TERNAK WARGA TURGO YANG DI EVAKUASI
WILAYAH
|
JUMLAH TERNAK
|
RT 01
|
78
|
RT 02
|
47
|
RT 03
|
40
|
RT 04
|
38
|
TOTAL
|
203
|
Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak....
Jumlah warga yang berada di barak pal bapang, jalan borobudur, megelang, sampai saat ini menapai 3030 pengungsi, semua tersebar dari beberap wilayah, dari ke dukun, dan kec sawangan., bagi pemerintah daerah setempat dalam hal ini pemda magelang, sampai bupati belum pernah menengok para pengungsi, karena hanya memikirkan dirinya sendiri.
Bagi masyarakat tlogo lele yang di 24 titik hari ini akan memindahkan beberapa tempat yang terpencar akan dijadikan 1 titik.
Pada tanggal (091110),untuk pengungsian di caturharjo, khususnya di SD Sanggrahan, Sleman semua warga yang mengungsi dari wilayah desa wonokerto, turi, sleman
Pengungsi yang ada di pemda kabupaten klaten demo karena tidak dapat pelayanan sebagaimana hak pengungsi.
Bila situsai aman harga sapi 8,5 – 9 jt, sekarang hanya dihargai 4 – 5jt, pedagang yang datang dari temanggung dan warga yang kesulitan menccari pakan menjualnya. 80% warga kaliurang utara menjual sapi nya walau dihargai murah karena takut jika mati dan kambing harganya cuma 100.000 – 150. 000 ternaya korban merapi menjadi santapan empuk bagi pedagang.
Dam disebelah utara kalibening sudah tersumbat, tangkil tinggal satu meter lagi, jembatan yang paling aman tinggal ngrajek, kedepan perlu gagasan yang lebih baik dari soal effektiff segala hal.hal untuk menccukupi ternak,
Warga tunggularum, turi, sleman, mencari rumpt sendiri, angkutan iuran sendiri secara swadaya, tapi ada juga yang pulang merumput.jumlah pengungsi di Manjung, Sidorejo, kemalang, klaten, mencapai 52, pengungsi juga terpenccar dari berbagai rumah warga
Pada tanggal 11 November pukul 22.00 terjadi kontra antar panitia posko(tagana) karena bantuan menumpuk digudang tidak didistribusikan ke warga, bahkan sering dibawa keluar dari TPA Tanjung tidak mengenal waktu. Sampai hari ini jumat(12/11/2010) pukul 11. 49 merapi tetap menyemburkan awan panas ke arah barat dan barat daya, untuk wilayah KRB masih di pengungsian.
Situasi memprihatinkan karena tanaman yang jadi tumpuhan hidup setiap hari hancur, entah kedepan setelah merapi dinyatakan akti normal kita mau makan apa warga kaliurang utara pada waktu pagi hari sebagian pulang umntuk merawat ternaknya dan mencari rumput , disamping itu juga aktivitas memetik buah salak yang masih bisa dijual, jika sore hari warga kembali ke pengungsian barak tanjung
wah mantabzz Semangat!!!!
BalasHapus