MAGELANG, Kamis, 5 Maret 2009 | 20:10 WIB — Sepanjang 22,2 kilometer jalan yang termasuk dalam jalur evakuasi bencana letusan Merapi di Kabupaten Magelang, kini berada dalam kondisi rusak. Sepanjang 10,3 kilometer di antaranya bahkan nyaris tidak bisa dilalui karena berada dalam kondisi rusak berat, penuh lubang, dan berbatu-batu.
"Dalam kegiatan simulasi bencana yang berulang kali kami lakukan, kerusakan jalan yang cukup parah tersebut pada akhirnya membuat proses evakuasi pengungsi menuju TPS (tempat penampungan sementara) dan tempat penampungan akhir (TPA) berjalan sangat lamban," kata Ketua Umum Paguyuban Siaga Merapi (Pasag) Merapi Kabupaten Magelang, Purwo Widodo, Kamis (5/3).
Dalam simulasi yang sudah dilakukan, untuk membawa pengungsi dari Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, menuju TPA di Kecamatan Muntilan yang berjarak sekitar 15 kilometer saja membutuhkan waktu 1,5 jam. Padahal, mengingat Desa Krinjing yang termasuk dalam kategori sangat rawan terkena bencana Merapi, semestinya waktu yang diperlukan untuk mengangkut pengungsi tidak lebih dari setengah jam.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, kerusakan jalan ini tersebar di enam titik di Kecamatan Dukun, Srumbung, dan Muntilan. Di jalur Muntilan-Talun, kondisi jalan rusak berat mencapai 1,2 kilometer. Kondisi rusak berat juga terjadi sepanjang 0,4 kilometer di jalur Mranggen Polengan, dan 3,5 kilometer di sepanjang jalur Muntilan-Keningar. Jalur rusak berat terpanjang, empat kilometer, terdapat di jalur Ketunggeng-Pucanganom. Kerusakan parah juga terjadi pada jalur Dukun-Demo, sepanjang 1,2 kilometer.
Jalan sepanjang 11,9 kilometer yang termasuk dalam kategori rusak ringan dan sedang tersebar di jalur Krakitan-Jerukagung, Kecamatan Srumbung, sepanjang 2,65 kilometer; di jalur Mranggen-Polengan, sepanjang 0,5 kilometer; dan Muntilan-Talun, 2,75 kilometer. Selain itu, kerusakan skala ringan juga terdapat di jalur Ketunggeng-Pucanganom, sepanjang 4,5 kilometer.
Di luar data tersebut, Purwo mengatakan, masih terdapat lagi jalur rusak berat lainnya, yang belum termasuk dalam pendataan. Pada jalur Desa Krinjing menuju TPS di Desa Dukun, kerusakan terjadi sepanjang 10 kilometer, dan jalur Desa Keningar menuju TPS di Desa Dukun, sepanjang 7 kilometer.
Kerusakan jalan ini, menurut Purwo, sudah dilaporkan oleh warga kepada pemerintah desa masing-masing, untuk selanjutnya dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang. Namun, sejauh ini yang sudah ditangani oleh Pemkab Magelang hanya berkisar 10 persen dari total kerusakan jalan yang terjadi.
"Karena penanganan belum optimal, maka untuk sementara ini, kerusakan jalan yang terjadi di jalan-jalan dusun, ditangani secara swadaya oleh warga setempat," ujar Sapto, salah seorang warga Kecamatan Dukun.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada 16 jembatan yang berada di daerah rawan bencana Merapi. Jembatan yang menghubungkan daerah Tlatar-Gowok-Sabrang, Kecamatan Dukun, bahkan putus, dan hingga sekarang belum juga diperbaiki.
Heryanto, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magelang, mengatakan, penanganan kerusakan di jalur evakuasi merupakan kegiatan rutin dilakukan setiap tahun. "Namun, berapa panjang jalur evakuasi yang dapat diperbaiki tentu saja masih harus menyesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia dalam APBD," katanya.
Tahun ini, dana APBD saja belum ditetapkan. Dengan begitu, pihaknya pun belum bisa melakukan kegiatan perbaikan jalan.
0 komentar:
Posting Komentar